Menyantuni Fakir Miskin Artinya

Menyantuni Fakir Miskin Artinya

Tantangan dan Solusi dalam Bersedekah

Walaupun memiliki banyak manfaat, bersedekah tidak selalu mudah dilakukan. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang ingin bersedekah antara lain adalah rasa takut harta berkurang, kurangnya kesadaran tentang pentingnya sedekah, dan ketidakpastian mengenai penyaluran sedekah yang tepat.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan edukasi yang berkelanjutan mengenai manfaat dan pentingnya sedekah. Selain itu, transparansi dalam penyaluran sedekah juga sangat penting agar orang yang bersedekah merasa yakin bahwa bantuan mereka sampai kepada yang membutuhkan. Lembaga-lembaga zakat dan sedekah juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan dana agar lebih banyak orang termotivasi untuk bersedekah.

Sedekah kepada fakir miskin bukan hanya sebuah kewajiban agama, tetapi juga bentuk nyata dari kepedulian sosial yang dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi penerima, pemberi, maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu meringankan beban orang lain, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan penuh berkah. Oleh karena itu, marilah kita terus meningkatkan semangat bersedekah, karena di balik setiap pemberian, ada kebahagiaan dan keberkahan yang menanti.

Baca juga artikel lainnya melalui link : https://ziswap.com/sedekah-bagi-lingkungan/

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim dan Dhuafa

Sahabat Rumah Berkah yang budiman.

Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang bersifat fisik dan non fisik. Kebutuhan itu tidak dapat dihentikan selama hidup manusia untuk mencapai kebutuhan itu, satu sama lain saling ketergantungan.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup seorang diri manusia membutuhkan kawan atau orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu saling hormat menghormati, tolong menolong dan saling membantu serta tidak boleh saling menghina, menzalimi, atau pun merugikan orang lain.

Dalam upaya menanamkan kepekaan untuk saling tolong menolong, kita dapat membiasakan diri dengan menginfakkan atau memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh meskipun sedikit, seperti memberikan santunan kepada yatim, piatu, janda dan kaum dhuafa serta mencari upaya mengentaskan kemiskinan di masyarakat.

Baca Juga: Rumah Berkah Santuni Anak Yatim dan Dhuafa

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra (17) ayat 26. “..Dan berikanlah hak kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin....”

Allah SWT juga memerintahkan kita untuk memperhatikan hak-hak anak yatim dan fakir miskin sesuai dengan QS. Al-Maa’un (107) ayat 1-3.

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak yatim (tidak menghiraukan) dan enggan memberi makan orang miskin.”

Hadis Arbain Nawawi No. 1; Pentingnya Niat

Hadis Arbain Nawawi No. 2; Iman, Islam, dan Ihsan

Hadis Arbain Nawawi No. 3: PIlar Islam

Makassar, muisulsel.com – Dalam Bahasa Arab, duda dan janda disebut Aramil, yaitu orang yang kehilangan penghasilan dan penopang. Seorang istri yang ditinggal mati suaminya, kehilangan penopang dan terkadang sumber penghasilan. Suami yang ditinggal mati istrinya kehilangan penopang yang selama ini memberikan banyak bantuan baik lahir maupun batin.

Ibnu Qutaibah rahimahullah menyebutkan bahwa orang fakir dan miskin sering disebut Aramil. Hal itu karena mereka dinilai kehilangan penghasilan yang semestinya didapatkan untuk membiayai kehidupannya.

Syariat Islam mewajibkan orang-orang yang memiliki kelebihan harta untuk memperhatikan janda dan fakir miskin. Perbuatan menyantuni mereka tergolong amalan dengan derajat yang tinggi. Pahala yang disiapkan bagi mereka pun adalah pahala kelas eksekutif. Nabi saw bersabda:

عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالمُجَاهِدِ في سَبيلِ اللهِ)) وَأحسَبُهُ قَالَ: ((وَكالقَائِمِ الَّذِي لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ الَّذِي لاَ يُفْطِرُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Mereka yang menyantuni janda dan menyantuni fakir miskin itu bagaikan berjihad di jalan Allah. Dalam satu riwayat; mereka yang menyantuni itu diibaratkan sebagai orang yang melaksanakan shalat malam yang tak putus atau bagaikan berpuasa sepanjang tahun.

Ibnu Batthal rahimahullah mengurai makna hadis di atas bahwa bagi yang tak sanggup berjihad dan tak sanggup berpuasa hendaklah mewujudkan perintah hadis ini. Niscaya ia dikategorikan dalam golongan mujahidin, walau fisik dan hartanya tidak pernah diikutkan dalam situasi perang.

Para penyantun janda dan fakir miskin ini juga digolongkan sebab orang yang akan masuk ke surga melalui pintu Arrayyan, yang semestinya diperuntukkan bagi orang-orang berpuasa.

Ada kesesuaian hukum syari’at antara menyantuni janda dan fakir miskin dengan berjihad di jalan Allah swt. Mereka yang berjihad adalah orang yang membela dan menghidupkan agama, sedangkan menyantuni janda dan fakir miskin dinilai membela dan menghidupkan jiwa.

Kedua aktifitas ini sama-sama berperang melawan hawa nafsu. Dalam menyantuni, perangnya adalah melawan nafsu yang enggan berinfak, sedangkan yang berperang adalah melawan hawa nafsu, takut terhadap musuh. Kedua-duanya diserang dan digoda oleh syaitan untuk tidak melakukan kebaikan dan pengorbanan.

Menyantuni janda-janda miskin dan kaum fakir miskin merupakan salah satu sarana dan jalan berkompetisi dalam kebaikan. Melakukan hal itu dinilai sebagai orang yang berlemah lembut kepada kaum dhuafa. Allah Swt berfirman:

قَالَ الله تَعَالَى: {وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ} [الحجر: 88].

Rendahkanlah sayapmu Muhammad! pada orang orang mukmin. (QS. Al Hijr: 88)

Merendahkan sayap artinya, menyayangi, menyantuni, dan memerhatikan.

Semoga saja hati dan jiwa kita tergiring pada jalan kemuliaan menyantuni mereka sesuai kemampuan masing-masing. Amiin. (ISR)

والله اعلم وصباح النور

The post GORESAN HATI: Menyantuni Janda dan Fakir Miskin    appeared first on MUI Sul Sel.

Penulis: Shofa Syahidah

Sahabat, bersedekah merupakan salah satu wujud syukur kita terhadap karunia Allah SWT. Anjuran Islam mengenai bersedekah tidak terbilang banyaknya. Hal ini menandakan bahwa sedekah merupakan suatu amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Dalam hadits riwayat Ahmad, disebutkan bahwa naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah dari sedekahnya.

Salah satu bentuk sedekah yang umum dilakukan ialah menyantuni fakir miskin dan dhuafa. Perbuatan tersebut merupakan suatu amalan untuk meningkatkan keteguhan iman kita kepada Allah SWT. Setiap sedekah yang berlandaskan keridhoan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.

Mengapa kita harus menyedekahkan harta kita untuk para fakir miskin?

Hal ini karena keadaan fakir miskin dan dhuafa tidak seberuntung kita yang saat ini mungkin mendapatkan kecukupan hidup dan kelancaran untuk memperoleh sesuatu. Maka dari itulah, Rasulullah saw. menganjurkan pada kita semua untuk memelihara hidup para yatim dan dhuafa.

“Barang siapa melapangkan kesempitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan di hari kiamat, dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)

Walaupun sekilas terpikirkan jika selalu menyisihkan harta untuk sedekah adalah suatu perbuatan yang dapat mengurangi kekayaan, namun kenyataannya tidak. Allah SWT. menjanjikan balasan yang lebih atas harta yang kita pinjamkan dari bersedekah. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 245, “Siapa yang memberi pinjam kepada Allah dengan pinjaman yang baik, pasti Allah berikan ganjaran kepadanya yang berlipat ganda”.

Selain itu, hendaknya kita senantiasa memperbaharui serta meningkatkan rasa belas kasih terhadap orang-orang tak berpunya. Hal ini dikarenakan dengan berbagi kepada orang-orang yang lebih membutuhkan seperti bersedekah, hati kita akan condong untuk lebih tenang. Hati yang tenang merupakan kunci dari jiwa dan raga yang sehat. Menyantuni fakir miskin dengan bersedekah juga dapat menghindari diri dari perilaku bermegah-megahan. Dalam QS. At-Takatsur ayat 1, sifat bermegah-megahan berpotensi membuat kita lalai dari melaksanakan perbuatan baik lainnya.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai umat muslim berlomba-lomba dalam bersedekah. Dalam hal ini, sedekah yang diperuntukkan bagi fakir miskin, dhuafa, ataupun orang-orang yang membutuhkan lainnya dapat bertindak untuk membersihkan hati, menolak bencana, serta sebagai naungan di akhirat kelak. Dalam QS. An-Nahl ayat 96, disebutkan bahwa bersedekah dengan niat karena Allah justru akan mengekalkan harta sebab apa yang ada di sisi Allah pasti kekal.

Yuk, kita rutinkan bersedekah sebagai bentuk kepedulian kita! Sedekah dengan mudah disini.

Setiap perbuatan baik pasti akan memberikan feedback yang baik, sebaliknya setiap perbuatan buruk pasti akan memberikan feedback yang buruk pula bagi si pelaku. Rosulullah SAW memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun agar kita masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung.

Menjadi orang-orang yang beruntung tentu saja harus bisa melakukan perbuatan yang senantiasa di ridhoi Allah SWT. Banyak perbuatan baik yang dapat kita lakukan, salah satunya ialah menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin. Hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan dari perbuatan ini sungguh luar biasa. Selain itu, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin merupakan perintah Allah SWT.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang Ibu-Bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (Q.S. An-Nisa’ : 36).

Jangan pernah sekali-kali mempunyai pikiran apabila kita memberikan sebagian harta kita kepada anak-anak yatim dan fakir miskin dapat membuat kita menjadi miskin, tetapi justru itu akan menambah keberkahan harta yang kita miliki, karena sesungguhnya Allah pasti akan membalas segala perbuatan kita walaupun itu hanya seberat biji dzarrah.

“Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya ia akan melihat (balasan)nya” (Q.S. Al-Zalzalah : 7 )

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin juga merupakan wujud dari infaq dan sedekah. Seperti halnya infaq dan sedekah, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin tidak harus berupa materi, bisa berupa apa saja sesuai dengan kadar kemampua kita, yang terpenting adalah dari niat kita untuk berbuat baik dan membantu meringankan beban mereka.

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizqinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang diberikan kepadanya” (Q.S. At-Tholaq : 7 )

Manfaat dan keberkahan yang akan kita dapatkan apabila kita selalu berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim dan fakir miskin itu sangatlah banyak, adapun beberapa manfaat yang akan kita dapatkan yakni, antara lain :

Semua umat manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Bagi setiap muslim yang bertaqwa, pastinya akan segera berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan kebahagiaan itu. Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi fakir miskin akan mempermudah kita dalam mendapatkan kebahagiaan itu di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang akan kita dapatkan didunia ialah merasa tenang, tentram dan bahagia karena dapat membuat orang-orang yang kekurangan menjadi tercukupi. Dalam pandangan masyarakat, apabila kita selalu dan senang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, pastinya masyarakat akan senang kepada kita karena itu merupakan perbuatan mulia yang akan membuat hidup kita menjadi tentram dan bahagia dan hubungan kita dengan masyarakatpun juga akan terjalin dengan baik.

Selain kebahagiaan didunia, orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak yakin dapat bersanding dengan Rosulullah SAW, seperti dalam kutipan hadis berikut.

“Aku dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim disurga nanti kelak seperti dua jari ini” (H.R. abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam hadis diatas, diibaratkan Nabi dan orang-orang yang menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin seperti dua jari yang selalu bersama-sama, begitu dekatnya dengan rosulullah SAW.

Selain hadis diatas, ada hadis lain yang menyatakan bahwa orang yang gemar dalam menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin akan masuk kedalam surga.

“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orangtua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mncukupinya maka ia pasti akan masuk surga” ( H.R. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy).

Orang yang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, menandakan bahwa orang tersebut memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat kuat. Orang-orang yang beriman dan bertaqwa pasti akan selalu berusaha untuk mematuhi perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik, terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin. Seperti Firman Allah SWT.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnaya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Q.S. Ali-Imron : 133-134 )

Dari ayat diatas, kita dapat mengetahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk menafkahkan sebagian harta kita terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Maka karena itulah, keimana dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin tebal dan bertambah kuat.

Manfaat lain dari menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin adalah dapat menumbuhkan jiwa kedermawanan. Kita sebagai umat islam, diperintahkan untuk mempunyai jiwa dermawan, karena dengan sikap inilah hubungan kita kepada orang lain akan semakin baik, terutama hubungannya antara kita dengan anak-anak yatim dan para fakir miskin. Dengan hal ini, Allah SWT pasti akan memberikan kita pahala dan kenikmatan yang sangat luas.

Allah SWT melarang kita untuk mempunyai sifat kikir terhadap orang-orang yang lemah, apalagi sampai menindas mereka. Sifat kikir dapat membinasakan diri sendiri, sebagaimana sabda Rosululullah SAW.

“Jauhilah sifat kikir, sesungguhnya yang memninasakan umat sebelum kamu adalah sifat kikir: ia (sifat kikir) akan menyuruh mereka bersifat kikir maka mereka kikir, dan menyuruh mereka memutuskan silaturahim maka mereka memutuskan silaturahm, serta mnyuruh mereka berbuat fasik maka mereka berbuat fasik” (H.R. Abu daud)

Sungguh merugi orang-orang yang kikir karena ia pasti akan mendapatkan kesukaran dalam hidupnya.

“Dan adapun orang-orang bakhil (kikir) dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaik maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” (Q.S Al-Lail : 8-11)

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan bentuk dari kedermawanan, sehingga orang yang selalu bersikap dermawan itu, rasa syukur dan ikhlas dalam dirinya akan semakin meningkat dan akan semakin percaya bahawa berbuat baik kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dapat memberikan kualitas bagi hidup mereka.

Dengan beramal baik dan bersedekah kepada anak-anak yatim dan fakir miskin harta kita akan semkin bertambah. Seperti firman Allah SWT.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Baqoroh : 261)

Orang-orang yang memiliki sifat ikhlas, hidupnya selalu akan merasa bahagia dan selalu bersyukur kepada Allah.

Katakanlah : “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah (beribadah) dengan ikhlas/memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama” (Q.S. Az-Zumar : 11)

Sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertaqwa, kita harus memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Jika kita berharap Allah mencintai kita, kita harus bisa mencintai sesama terlebih dahulu. Pada dasarnya orang-orang yang berbuat baik kepada sesamanya akan mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah SWT.

Katakanlah : "jika kamu benar-benar mencinta Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali-Imron : 31)

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, manfaat dari sedekah adalah dapat menjadikan harat kita lebih berkah dan semakin bertambah.

Keberkahan harta seseorang dapat membuat hidupnya menjadi tenang, tentram dan bahagia. Dengan keberkahan tersebut, pemiliknya akan bertambah rajin beribadah kepada Allah SWT, sebaliknya orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah, maka akan membuat hartanya menjadi tidak berkah dan akan membuat pemiliknya jauh dari Allah dan akan membuat hidupnya resah, gelisah.

Kita tidak perlu khawatir menjadi miskin jika harta kita disedekahkan kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin, karena hal itu pasti akan membawa keberkahan bukan malah membawa kemelaratan.

Dari Annas R.a : “Nabi Muhammad SAW bersabda : “Pintu rizqi akan terbuka sampai ‘Arsy. Allah menurunkan kepada Hamban-Nya bagian rizqi mereka sesuai dengan banyaknya shodaqoh mereka. Barangsiapa yang sedikit mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya sedikit rizqi, dan barang siapa yang banyak mengeluarkan shodaqoh, maka Allah akan memberinya rizqi yang banyak” (H.R. Dailami)

Kelak pada hari kiamat, semua orang akan merasa bibgung, resah, gelisah dan ketakutan terhadap keadaan saat itu, gunung-gunung seperti kapas yang berhamburan, dan masusia berhamburan tak karuan. Pada hari itu, hanya orang-orang tertentu saja yang akan mendapat naungan dari Allah SWT. Dan salah satu orang-orang yang mendapat naungan dari Allah SWT adalah orang-orang yang gemar bersedekah dengan hati yang tulus dan ikhlas. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW.

“Ada tujuh golongan yang kelak akan mendapat naungan dari Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya. Salah satunya adalah seorang pemuda yang bersedekah dengan tangan kanannya hingga tangan kirinya tidak megetahui apa yang disedekahka oleh tangan kanannya” (H.R Mutafakkun ‘Alaih).

Untuk itu hendaklah kita selalu ringan tangan untuk berbuat baik dan bersedekah terutama kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap rodho Allah semata.

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan wujud dari sedekah, kita mengetahui bahwasanya sedekah merupakan hal yang menyebabkan pahala mengalir terus-menerus, seperti sabda Nabi SAW :

“Dari Abu Hurairah R.a, bahwasanya Rosulullah SAW telah bersabda : “Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya” (H.R. Bukhori, dalam Adabul Mufrod)

Hadis diatas menjelaskan bahwasanya penyebab dari pahala yang terus mengalir tanpa putus adalah sedekah jariyah, lmu yang bermanfaat dan anak shoeh yang mendoakannya.

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin tidak selalu dengan materi, bisa juga dengan mengajarkan kepada mereka ilmu yang bermanfaat, sehingga akan selalu berkelanjutan mereka mengajarkannya walaupun tidak harus menjadi seorang guru, karena pada dasarnya kita sebagai manusia harus saling berbagi ilmu. Menasehati dan salaing memperingatkan juga merupakan dari mengajarkan ilmu. Kemudian ketika kita berbuat baik terutama kepada anak-anak yatim, maka mereka akan selalu mendoakan kita, seperti halnya anak yang mendoakan orang tuanya.

Jiwa seseorang seringkali menjadi kotor karena perbuatan mereka sendiri. Salah satunya adalah karena sifat berlebihan dalam kecintaannya terhadap dunia yang akhirnya menimbulkan sifat kikir dan enggan menyedekahkan sebagian hartanya.

Sikap berlebihan terhadap dunia tidaklah disukai oleh Allah SWT, bahkan Allah sangat benci kepada orang-orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dan tiada keinginan untuk mengamalkan harta yang telah dimilikinya. orang-orang yang berperilaku demikian akan menjadi orang-orang yang celaka.

“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya” (Q.S. Al-Humazah : 1-2)

Dalam ayat tersebut kita mengetahui bahwa Allah SWT mengancam orang-orang yang terlalu cinta terhadap hartanya. Sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa, tentunya kita tidak ingin masuk kedalam golongan orang-orang yang celaka. Marilah kita selalu menjaga jiwa kita dari perbuatan-perbuatan yang kotor yang akan membawa kita kedalam jurang kehinaan.

Sifat bakhil/kikir merupakan penyebab kotornya jiwa. Maka dari itu, perlulah kita untuk menyucikannya, salah satunya ialah dengan berbuat baik kepada sesama manusia antara lain dengan cara bersedekah, menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin.

Menyantuni anak-anak yatim dan mengasihi para fakir miskin merupakan akhlaq yang sangat mulia dimata Allah dan juga manusia. Dengan perilaku tersebut, dapat membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk selalu taat beribadah kepada-Nya, dan senantiasa selalu dibimbing di jalan yang lurus, jalan yang akan membawa kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.

Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adhim

Firdaus, Muhammad Irfan. 2012. Dahsyatnya Berkah Menyantuni Anak Yatim. Yogyakarta : Pustaka Albana.

Pelajari apa tujuan zakat fitrah, manfaat, ketentuan, dan tata cara pelaksanaannya bagi umat Islam. Pahami makna mendalam di balik ibadah wajib ini.

Pelajari tujuan zakat sebagai ibadah sosial dalam Islam. Temukan makna, manfaat, dan hikmah menunaikan zakat bagi pemberi dan penerima.

Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.

2. mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi

kehidupan dirinya dan/ atau keluarganya.

Sedekah merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, sedekah juga memiliki berbagai manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh penerima, tetapi juga oleh pemberi. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang manfaat sedekah kepada fakir miskin, mengapa hal ini penting, serta bagaimana sedekah dapat membentuk masyarakat yang lebih sejahtera dan penuh berkah.

Manfaat Sedekah bagi Pemberi

Dalam Islam, sedekah diyakini dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup. Keberkahan ini dapat berupa kemudahan dalam urusan, rezeki yang melimpah, dan kebahagiaan dalam hidup. Allah SWT berjanji bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang, bahkan sebaliknya, sedekah akan menambah keberkahan dalam harta yang dimiliki.

Sedekah berfungsi sebagai pembersih harta dan diri. Dengan memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, seorang Muslim membersihkan harta mereka dari sifat tamak dan cinta dunia yang berlebihan. Selain itu, sedekah juga membersihkan diri dari sifat egois dan mengajarkan untuk selalu berbagi dengan orang lain.

Melalui sedekah, seseorang belajar untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan terbiasa untuk membantu sesama. Hal ini akan membangun sikap empati dan kepedulian sosial yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang harmonis dan saling membantu.

Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang yang bersedekah. Balasan ini tidak hanya berupa harta, tetapi juga kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan hati. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman bahwa setiap kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan kebaikan yang lebih besar.

Manfaat Sedekah bagi Masyarakat

Sedekah merupakan salah satu cara efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Dengan membagikan sebagian kekayaan kepada fakir miskin, terjadi distribusi kekayaan yang lebih merata. Hal ini dapat mengurangi jurang antara yang kaya dan yang miskin, sehingga tercipta masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Sedekah dapat mempererat ikatan sosial antar anggota masyarakat. Ketika orang yang mampu membantu yang kurang mampu, tercipta rasa solidaritas dan persatuan yang kuat. Ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang solid dan kompak, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial.

Sedekah yang diberikan kepada fakir miskin dapat membantu mereka untuk memulai usaha kecil-kecilan atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Dengan demikian, sedekah dapat berperan dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Manfaat Sedekah bagi Penerima

Salah satu manfaat utama sedekah adalah membantu fakir miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Sedekah dapat memberikan bantuan langsung yang sangat dibutuhkan oleh mereka yang kurang beruntung, sehingga mereka dapat hidup dengan lebih layak.

Sedekah tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan harapan kepada penerima. Ketika seseorang menerima sedekah, mereka merasakan adanya perhatian dan kepedulian dari orang lain, yang dapat mengurangi beban psikologis dan memberikan semangat baru untuk terus berjuang dalam hidup.

Banyak dari fakir miskin yang tidak mampu mengakses pendidikan atau pengembangan diri karena keterbatasan ekonomi. Sedekah dapat digunakan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, atau kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Dengan demikian, sedekah dapat menjadi sarana untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pengertian Sedekah dan Fakir Miskin

Sedekah secara bahasa berasal dari kata “shadaqa” yang berarti benar. Sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam konteks agama Islam, sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan, karena ia mencerminkan kebenaran iman dan kepedulian terhadap sesama.

Fakir miskin adalah golongan yang sangat membutuhkan bantuan karena keterbatasan ekonomi. Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda atau penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, sementara miskin adalah orang yang memiliki penghasilan tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kedua golongan ini sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari masyarakat yang lebih mampu.

Sedekah dalam Perspektif Agama dan Ilmu Sosial

Dalam Islam, sedekah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan. Allah SWT dan Rasulullah SAW memberikan banyak sekali motivasi dan pahala bagi orang-orang yang bersedekah. Dalam berbagai hadis, disebutkan bahwa sedekah dapat memadamkan murka Allah, menolak bencana, dan memperpanjang umur.

Dari perspektif ilmu sosial, sedekah dianggap sebagai salah satu bentuk redistribusi kekayaan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan sosial di masyarakat. Sedekah dapat membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan taraf hidup, dan mendorong integrasi sosial. Ilmu sosial juga melihat sedekah sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial dan membangun rasa kebersamaan di dalam komunitas.